Penjelasan dalam Undang-Undang Penjelasan merupakan bagian penting dari struktur pembentukan undang-undang (UU). Tak hanya UU, penjelasan juga wajib disertakan dalam peraturan daerah (perda) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sementara itu, peraturan perundang-undangan lain seperti Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) tidak selalu menyertakan penjelasan.Penyusun peraturan hanya mencantumkan penjelasan jika memang membutuhkannya, karena sifatnya opsional. Secara umum, penjelasan terdiri dari dua bagian utama: penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal. Fungsi Penjelasan dalam UU Penjelasan dalam UU berperan sebagai tafsir resmi dari pembentuk UU, yaitu DPR dan Presiden.[2] Dengan demikian, penjelasan ini membantu menjelaskan makna yang terkandung dalam pasal-pasal batang tubuh. Saat menyusun penjelasan, penyusun wajib memperhatikan beberapa batasan:[3] Penjelasan harus memberi kejelasan terhadap istilah atau konsep dalam batang tubuh, seperti kata asing, frasa teknis, atau padanan hukum. Di samping itu, penjelasan juga dapat mencantumkan contoh konkret untuk memperjelas penerapan norma. Contoh Penjelasan dalam UU Berikut adalah contoh isi pasal dan penjelasan dalam UU No. 7 Tahun 2021 Pasal 8A ayat (1): Isi Pasal:“Wajib pajak menghitung PPN yang terutang dengan mengalikan tarif sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 dengan Dasar Pengenaan Pajak, yang mencakup Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lainnya.” Penjelasan:Contoh perhitungan tarif PPN: Pelajari Lebih Lanjut
Cara Mengurus Akta Nikah yang Terlambat
Penerbitan Akta Perkawinan melalui Penetapan Pengadilan Jika orang tua Anda menikah pada tahun 1980-an namun belum mencatatkan pernikahannya ke lembaga resmi, maka secara hukum, perkawinan tersebut belum sah dan belum lengkap menurut ketentuan yang berlaku. Untuk melegalkan perkawinan tersebut, orang tua Anda perlu mengajukan permohonan pengesahan perkawinan ke pengadilan. Jika pasangan menikah secara non-Islam, mereka harus mengajukan permohonan pencatatan perkawinan ke pengadilan negeri. Sebaliknya, jika pasangan menikah secara Islam, mereka harus mengajukan isbat nikah ke pengadilan agama sesuai Pasal 7 Kompilasi Hukum Islam (KHI). Orang tua Anda, Anda sendiri sebagai anak, wali nikah, atau pihak lain yang memiliki kepentingan hukum dapat mengajukan permohonan ini secara langsung.[1] Hakim mengabulkan permohonan dan menerbitkan penetapan, lalu pelapor mencatatkan perkawinan di KUA jika beragama Islam atau di Disdukcapil jika beragama non-Islam. Penetapan ini menjadi salah satu syarat utama dalam proses penerbitan akta nikah. Prosedur Pencatatan dan Penerbitan Akta Perkawinan Berdasarkan panduan resmi dari Disdukcapil Kota Bandung, berikut langkah-langkah dan dokumen yang dibutuhkan untuk mencatatkan perkawinan dan menerbitkan akta: Dokumen yang Wajib Disiapkan: Prosedur Pencatatan: Pelajari Lebih Lanjut
Sejauh Mana Wewenang Direksi Asing dalam PT PMA?
Wewenang Direksi dalam Perseroan Terbatas Dalam struktur Perseroan Terbatas (PT), direksi berperan sebagai salah satu organ utama bersama dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dewan komisaris.[3] Berdasarkan perubahan Pasal 1 angka 5 UUPT oleh Perppu Cipta Kerja Pasal 109 angka 1, direksi memegang tanggung jawab penuh dalam mengelola dan mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan anggaran dasar serta tujuan perusahaan. Tugas dan Fungsi Direksi Pasal 92 ayat (2) UU PT menyatakan bahwa direksi menjalankan pengurusan harian perseroan dengan kebijakan yang menurut mereka paling tepat. Kebijakan ini harus mencerminkan keahlian, peluang yang ada, serta praktik umum di sektor usaha terkait.[4] Direksi juga berwenang bertindak atas nama perusahaan secara hukum, kecuali dibatasi oleh UU, anggaran dasar, atau keputusan RUPS.[6] Pembatasan Wewenang Direksi Pasal 99 ayat (1) UU PT menetapkan bahwa seorang direktur tidak dapat mewakili perseroan apabila: Dalam kasus seperti itu, perwakilan perseroan dapat dialihkan kepada: Direksi Asing dalam PT PMA UU PT tidak membedakan antara direksi WNI dan WNA dalam PT Penanaman Modal Asing (PMA). Artinya, direktur asing memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan direktur lokal, selama memenuhi ketentuan hukum. Syarat Menjadi Direksi Untuk menduduki posisi direktur, seseorang harus cakap secara hukum. Namun, perusahaan tidak dapat mengangkat seseorang sebagai direksi jika orang tersebut dalam lima tahun terakhir pernah melakukan pelanggaran atau memenuhi larangan tertentu: Apakah PT PMA Wajib Memiliki Direktur WNI? Tidak ada aturan yang secara eksplisit mewajibkan keberadaan direktur WNI dalam PT PMA. Perusahaan dapat menunjuk siapa pun sebagai direksi, baik WNI maupun WNA, asalkan kandidat tersebut memenuhi seluruh persyaratan hukum. Pelajari Lebih Lanjut
Konsekuensi Hukum Luas Rumah KPR Berbeda dengan di PBG
Apa Itu KPR Sejahtera? Konsekuensi Hukum Luas Rumah KPR Berbeda dengan di PBG, KPR Sejahtera merupakan program pembiayaan rumah dari bank pelaksana yang mendapat dukungan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). FLPP sendiri diberikan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan hunian yang layak.[1][2] Syarat Bangunan untuk KPR Sejahtera Baik dulu saat masih disebut KPR bersubsidi, maupun sekarang KPR Sejahtera, rumah yang masuk dalam skema ini harus memenuhi beberapa syarat teknis dan administratif. Misalnya: Batas Luas Rumah Permen PKP 9/2025 Pasal 4 ayat (4) menetapkan ukuran maksimal tanah dan bangunan, beserta harga jual dan biaya pembangunan rumah. Pejabat berwenang mencantumkan semua data ini dalam dokumen resmi, termasuk Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Selain itu, dokumen ini menjadi dasar hukum dalam memastikan kesesuaian pembangunan dengan ketentuan teknis yang berlaku Mengapa PBG Itu Penting? PBG adalah izin resmi dari pemerintah kepada pemilik bangunan, untuk membangun, memperluas, mengubah, atau merawat rumah sesuai standar teknis.[5] Di dalamnya tercantum informasi penting seperti: Jika rumah KPR tidak sesuai dengan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), maka pemerintah dapat menjatuhkan sanksi kepada pemilik atau pengembang. Selain itu, ketidaksesuaian ini juga dapat menimbulkan konsekuensi hukum lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sanksi Jika Luas Rumah Tidak Sesuai Sanksi Administratif Jika penyedia jasa konstruksi mengabaikan standar pembangunan, maka pemerintah dapat mengenakan sanksi kepada mereka. Adapun sanksi tersebut dapat berupa: Sanksi Pidana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pungutan liar merupakan biaya yang pihak tertentu kenakan secara tidak sah di tempat yang seharusnya tidak memungut biaya. Definisi ini menegaskan bahwa praktik pungli melanggar prinsip pelayanan publik yang transparan dan bebas biaya Pelajari Lebih Lanjut
Jerat Hukum Pelaku Penangkapan Satwa yang Dilindungi
Pengelompokan Satwa Menurut Undang-Undang Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 membagi satwa ke dalam dua jenis utama: Dari kelompok pertama, masih ada dua kategori lanjutan, yaitu: Contoh Satwa yang Masuk dalam Perlindungan Beberapa contoh hewan yang mendapat perlindungan hukum menurut peraturan Menteri LHK Tahun 2018 antara lain: Masih banyak jenis lainnya yang masuk daftar ini. Larangan Aktivitas terhadap Satwa Dilindungi “Masyarakat melanggar hukum ketika mereka secara sengaja menangkap, memburu, menyimpan, atau memperdagangkan satwa yang termasuk dalam daftar dilindungi, karena tindakan tersebut mengancam kelestarian spesies dan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan Masyarakat secara aktif menangkap, memburu, menyimpan, dan memperdagangkan satwa dilindungi, sehingga mereka melanggar hukum dan merusak upaya pelestarian keanekaragaman hayati.” Ask ChatGPT. . Tindakan tersebut secara hukum tergolong pelanggaran, terutama jika pelaku menjadikannya sebagai mata pencaharian utama. Oleh karena itu, aparat penegak hukum berwenang menjatuhkan sanksi pidana kepada setiap pelaku yang melanggar ketentuan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk melindungi kelestarian satwa langka dan menjaga keseimbangan ekosistem. Larangan yang berlaku antara lain: Pemerintah dapat menjatuhkan sanksi hukum terhadap setiap pihak yang melanggar ketentuan ini. Selain itu, penegakan sanksi ini tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku Pelajari Lebih Lanjut
Pengembangan Profesional Berdasarkan Surat Edaran Baru
Strategi Pengembangan Profesional Berdasarkan Surat Edaran Terbaru Pengembangan profesional menjadi elemen penting dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia, terutama di sektor pendidikan, pemerintahan, dan profesi formal lainnya. Pengembangan Profesional Berdasarkan Surat Edaran terbaru menegaskan perlunya peningkatan kapasitas secara terstruktur dan berkelanjutan. Seiring dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berubah, pemerintah merespons dinamika ini dengan menerbitkan surat edaran terbaru yang mengatur arah dan strategi pengembangan profesional secara lebih sistematis. Memahami Konteks Surat Edaran Terbaru Surat edaran terbaru di keluarkan sebagai pedoman resmi yang menegaskan pentingnya pembaruan kompetensi secara berkala. Dokumen ini tidak hanya menjadi rambu administratif, tetapi juga menjadi pemicu perubahan budaya kerja dari yang semula bersifat reaktif menjadi lebih proaktif dan adaptif. Beberapa poin kunci dalam surat edaran tersebut antara lain: Strategi Implementasi di Lapangan Agar kebijakan ini tidak berhenti di atas kertas, di perlukan strategi konkret dalam implementasinya. Berikut beberapa langkah yang dapat di lakukan: Tantangan dan Solusi Tidak dapat dimungkiri, beberapa tantangan akan muncul dalam proses ini, seperti keterbatasan anggaran, rendahnya kesadaran individu, atau minimnya akses ke pelatihan berkualitas. Solusinya adalah: Penutup Surat edaran terbaru bukan sekadar regulasi, tetapi arah baru untuk membentuk budaya kerja yang lebih profesional, adaptif, dan kompeten. Dengan strategi yang tepat, pengembangan profesional akan menjadi investasi jangka panjang yang mendatangkan manfaat besar, baik bagi individu maupun lembaga tempat mereka bernaung. HukumKita
Syarat dan Prosedur Hibah Saham
Pengertian Hibah Menurut Pasal 1666 KUH Perdata, hibah adalah perjanjian di mana seseorang menyerahkan barang miliknya secara cuma-cuma kepada pihak lain, tanpa bisa ditarik kembali. Hibah hanya bisa dilakukan oleh dan untuk orang yang masih hidup. Syarat Sahnya Hibah Agar hibah dianggap sah secara hukum, berikut beberapa ketentuannya:[1] Prosedur Hibah Untuk barang bergerak seperti surat piutang, pemberi hibah dapat langsung menyerahkan tanpa harus membuat akta notaris. Namun, pemberi hibah wajib membuat akta hibah untuk jenis hibah lainnya dan menyerahkan akta tersebut kepada notaris untuk disimpan sebagai bukti resmi. Namun, Mahkamah Agung melalui SEMA 3/1963 menyatakan bahwa ketentuan Pasal 1682 KUH Perdata tidak berlaku, sehingga pihak yang menghibahkan tidak wajib membuat akta notaris dalam proses hibah. Meski pemilik membuat akta hibah, akta tersebut belum secara otomatis memindahkan hak milik kepada penerima. Sama seperti jual beli, hibah adalah bentuk perjanjian yang butuh proses penyerahan hak (levering) agar sah secara hukum. Saham sebagai Objek Hibah Saham tergolong benda bergerak karena pemiliknya dapat memindahkan saham tersebut dan memperoleh hak-hak sebagai berikut: Karena saham termasuk benda bergerak, pemegang saham dapat menghibahkan sahamnya dan melakukan pemindahan hak dengan menyerahkan saham secara nyata, baik secara fisik maupun administratif, tanpa harus melakukan proses balik nama seperti pada benda tak bergerak. Prosedur Hibah Saham Meskipun pemegang saham bisa mengalihkan sahamnya, Pasal 56 ayat (1) UU PT mewajibkan mereka membuat akta pemindahan hak sebagai bukti resmi atas peralihan tersebut. Pemegang saham dapat menyusun akta ini dalam bentuk: Notaris menyerahkan salinan akta kepada PT yang bersangkutan. Setelah itu, direksi mencatat peralihan saham dalam daftar pemegang saham dan melaporkannya kepada Menteri Hukum dan HAM agar pihak kementerian memperbarui data dalam Daftar Perseroan. Direksi menyelesaikan seluruh proses ini paling lambat 30 hari sejak tanggal pencatatan Ketentuan ini tidak bertentangan dengan prinsip umum benda bergerak karena perpindahan saham juga berdampak pada susunan pemegang saham dalam perusahaan, sehingga perlu pencatatan resmi. Pelajari Lebih Lanjut
Apakah TNI Berwenang Merazia Kendaraan Bermotor?
Dasar Hukum Razia Kendaraan Bermotor Berdasarkan KBBI, razia adalah penangkapan beramai-ramai; penggerebekan penjahat yang berbahaya bagi keamanan; pemeriksaan serentak (surat-surat kendaraan bermotor, kartu tanda penduduk, dan sebagainya). Secara yuridis, dasar hukum mengenai pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan atau razia dapat ditemukan dalam UU LLAJ sebagaimana diubah dengan Perppu Cipta Kerja Pengecekan kendaraan bermotor di jalan serta penindakan atas pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ) memiliki beberapa tujuan penting,[1] antara lain: Pemeriksaan di jalan dapat mencakup beberapa aspek,[2] seperti: Pemeriksaan ini bisa dilakukan dua bentuk, yakni secara berkala tiap enam bulan atau insidental saat diperlukan.[3] Berkala berarti pemeriksaan rutin dan terkoordinasi, sedangkan insidental mencakup razia spontan terhadap pelanggaran yang tertangkap tangan atau operasi keamanan lalu lintas.[4] Dengan demikian, petugas tidak menggelar razia sepanjang waktu, melainkan menyesuaikan pelaksanaannya dengan kebutuhan melalui pola berkala atau insidental. Siapa yang Berwenang Melakukan Razia? Merujuk Pasal 264 UU LLAJ, hanya dua pihak yang secara hukum dapat melakukan pemeriksaan kendaraan:[5] PP 80/2012 Pasal 1 angka 2 dan 3 menegaskan bahwa penyidik dari Polri atau PPNS LLAJ berwenang melakukan tindakan penindakan pelanggaran LLAJ secara eksklusif. Oleh karena itu, TNI tidak memiliki kewenangan untuk melakukan razia kendaraan bermotor, karena tugas tersebut tidak termasuk dalam lingkup kerja mereka. Kewenangan Petugas Polri dalam Razia Polri dalam menjalankan tugasnya berdasarkan Pasal 265 ayat (3) UU LLAJ berhak untuk: Syarat Legalitas Razia Agar petugas melakukan pemeriksaan yang sah menurut hukum, atasan petugas menerbitkan surat perintah tugas yang harus dibawa petugas selama pemeriksaan berlangsung. Pelajari Lebih Lanjut
Prinsip Kerahasiaan Bank di Indonesia
Bank Secrecy Law di Indonesia Bank secrecy law dalam diskursus hukum perbankan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah prinsip kerahasiaan bank. Kerahasiaan Bank: Pengertian, Dasar Hukum, dan Pengecualiannya Bank menjalankan kegiatan berdasarkan kepercayaan dari masyarakat. Tanpa kepercayaan, bank tidak dapat berfungsi optimal. Salah satu cara menjaga kepercayaan ini yaitu dengan memegang teguh prinsip kerahasiaan bank. Apa Itu Rahasia Bank? Rahasia bank berarti informasi tentang nasabah penyimpan, simpanannya, serta nasabah investor dan investasinya. Ketika seseorang menyimpan uang atau berinvestasi melalui bank, data pribadinya otomatis menjadi bagian dari informasi rahasia. Dasar hukum prinsip ini terdapat dalam: Bank dan pihak terafiliasi wajib menjaga informasi tersebut dan tidak boleh membocorkannya tanpa dasar hukum yang sah. Ketentuan Umum Kerahasiaan Bank POJK 44/2024 memperluas cakupan rahasia bank. Selain data penyimpan, bank juga harus melindungi: Jika seseorang memiliki dua peran (misalnya, penyimpan sekaligus debitur), maka bank tetap wajib menjaga informasi nasabah dalam perannya sebagai penyimpan dan/atau investor. Teori Rahasia Bank: Mutlak vs. Nisbi Dalam hukum, terdapat dua teori tentang rahasia bank: Indonesia menganut teori nisbi. Artinya, bank bisa membuka rahasia nasabah dalam kondisi yang diatur oleh hukum. Pengecualian Prinsip Rahasia Bank Pasal 3 POJK 44/2024 menjelaskan beberapa situasi ketika bank boleh membuka informasi nasabah. Berikut daftarnya: Prosedur Pembukaan Rahasia Bank Bank wajib memiliki prosedur internal tertulis ketika membuka rahasia nasabah. Selain itu, bank juga harus mencatat semua permintaan dan pemberian informasi. Terdapat dua mekanisme permintaan pembukaan rahasia: 1. Melalui OJK (Perlu Izin atau Koordinasi) Kamu harus meminta izin tertulis ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk hal berikut: Orang menjual hewan yang termasuk dalam daftar satwa dilindungi, baik dalam keadaan hidup maupun mati. 2. Tanpa Melalui OJK Dalam kasus berikut, bank tidak perlu meminta izin dari OJK: Dasarnya tercantum dalam Pasal 18 POJK 44/2024. Kesimpulan Bank wajib menjaga informasi nasabah sebagai bentuk perlindungan hukum dan kepercayaan. Namun, hukum juga memberikan ruang bagi pembukaan rahasia dalam situasi tertentu. Kamu sebagai pelaku industri keuangan atau masyarakat umum wajib memahami: Langkah ini penting agar kepercayaan tetap terjaga dan praktik perbankan berjalan sesuai hukum yang berlaku. Pelajari Lebih Lanjut
Hukumnya Menggunakan Foto Orang Lain Tanpa Izin
Hak Cipta Fotografi: Aturan Wajib Saat Menggunakan Potret Ketika kamu menciptakan karya foto, kamu langsung memiliki hak cipta. Pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta menyatakan bahwa hak cipta muncul otomatis setelah karya terwujud dalam bentuk nyata. Foto Termasuk Karya yang Dilindungi Undang-undang mencantumkan karya fotografi sebagai salah satu ciptaan yang dilindungi. Semua foto dari kamera, termasuk potret manusia, masuk kategori tersebut. Jika kamu memotret seseorang, hasilnya disebut potret. Potret tetap termasuk karya fotografi, tetapi kamu tidak boleh menggunakannya secara bebas. Fotografer Adalah Pemegang Hak Cipta Sebagai fotografer dan pemilik studio, kamu memiliki hak cipta atas foto yang kamu ambil. Namun, kamu harus mematuhi aturan ketika ingin menggunakan foto itu untuk kepentingan promosi atau komersial. Aturan Penggunaan Potret untuk Tujuan Komersial Pasal 12 UU Hak Cipta melarang penggunaan potret untuk keperluan bisnis tanpa izin dari orang dalam foto. Larangan ini meliputi: Jika dalam foto terdapat lebih dari satu orang, kamu wajib meminta izin dari semua yang ada di dalamnya. Wajib Minta Izin Sebelum Menampilkan Potret Kamu harus meminta izin tertulis sebelum menampilkan potret dalam: Tanpa izin, penggunaan foto berisiko melanggar hukum. Bahkan jika kamu memegang hak cipta, kamu tetap harus meminta persetujuan orang yang ada di dalam foto. Sanksi Bagi Pelanggaran Pasal 115 UU Hak Cipta menetapkan sanksi denda hingga Rp500 juta bagi siapa saja yang menggunakan potret untuk keperluan komersial tanpa izin. Kesimpulan Sebagai fotografer, kamu sah memegang hak cipta atas karya yang kamu buat. Tapi saat karyamu menampilkan wajah orang lain, kamu harus mendapatkan izin tertulis sebelum menggunakannya untuk promosi. Langkah ini melindungi kamu secara hukum dan menjaga hubungan baik dengan klien. Pelajari Lebih Lanjut